Cara Agar Cerita Terkesan Hidup

Editor: Ravi, Osmycin

Hallo sobat Aksara! Ketika membaca cerita, seringkan kalian merasa bahwa cerita tersebut terlalu datar. Seperti ketika kamu mendengarkan musik namun earphone yang tersambung hanya sebelah. Lagunya tetap terdengar tapi tetap saja rasanya kurang enak bukan? Seperti makan nasi uduk tanpa kerupuk, misalnya. 

Di sisi lain kamu sebagai penulis, apakah pernah merasa bahwa ceritamu terkesan biasa saja? Hanya sebuah tulisan biasa dengan jumlah paragraf yang banyak. Akhirnya kamu sendiri tidak merasakan feel-nya padahal kamulah yang menciptakan karakter-karakter di dalam semesta yang kamu buat. 

Kira-kira bagaimana solusinya? 

Tenang, kali ini kita bakal bahas tentang cara-cara agar sebuah cerita terkesan lebih hidup. Menurut kalian, cerita yang kalian ciptakan itu sudah hidup atau belum? Apakah sudah terasa feel-nya? Belum? Mari bersama kita cari solusi nya!

Cara Agar Cerita Terkesan Hidup

Cara Agar Cerita Terkesan Hidup - AksaraJingga.Com
Cara Agar Cerita Terkesan Hidup - AksaraJingga.Com

1. Mendeskripsikan karakter-karakter kalian.
Ingat, karakter tersebut bukan hanya sebuah tokoh karena ia juga hidup di dalam cerita yang kamu buat. Ini adalah salah satu yang paling penting agar cerita kalian bisa terkesan hidup!
  • Buatkan karaktermu sebuah kepribadian. Seperti sifat baik, jahat, pendendam, suka menolong, suka menyendiri, periang dan sebagainya. Bagaimana sifatnya dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana perangainya ketika ia senang, marah, sedih? Tuangkan itu di dalam cerita yang kamu buat.
  • Ciptakan bentuk fisik tokoh-tokoh mu. Mulai dari bentuk wajahnya, warna kulit, warna rambut, bentuk badan hingga ke tinggi badannya. Jika karaktermu seorang pemain basket maka perawakannya harus tinggi dan badannya atletis. Jika karaktermu seorang pria paruh baya maka mungkin saja penggambarannya adalah rambut yang botak di bagian depan, berkumis tebal, dan perutnya buncit. Atau ketika tokoh utama milikmu adalah seorang kutu buku maka biasanya ia memakai kacamata tebal, berambut panjang dan diikat dua. Sekali lagi ingat, bahwa tokohmu juga hidup di dalam ceritamu!
  • Deskripsikan hubungan-hubungan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya. Karakter di dalam cerita buatanmu tidak mungkin hanya ada satu bukan? Maka dari itu kamu harus memikirkan hubungan yang tepat antara karakter satu dan lainnya. Bagaimana agar karaktermu memiliki sebuah benang merah yang terhubung. Contohnya, hubungan antara tokoh utama dengan orang tuanya kurang baik di karena kan ada kedua orang tuanya telah bercerai, atau hubungan antara pemeran utama dengan sahabat-sahabatnya. 

2. Menggunakan macam-macam tag yang beragam.

Mudahnya begini. Seorang karakter pasti melakukan sebuah aksi dan dialog maka agar ceritamu lebih terkesan hidup, kamu harus menggunakan sebuah tag.
  • Kalimat tag balasan seperti, balas, saut, jawab, dan sebagainya. 
          Contoh:
"Karena kamu itu terlalu cantik." sahutnya sambil menatapku lekat. 
  • Kalimat tag datar seperti, ucap, ujar, tutur, omong, jelas, dan sebagainya.
          Misal, 
    "Aku lelah." ucapku jujur. 
    Laki-laki itu hanya tersenyum kemudian berujar, "tidak apa-apa. Aku tetap berada di sini."
  • Kalimat tag yang berisi rasa marah seperti, umpat, muak, kesal, marah, benci, dan sebagainya.
"Lo yang selingkuh, dasar Jalang!" umpatku sudah tak tahan lagi. 
  • Kalimat tag yang berisi rasa tidak senang seperti, jengkel, risih, resah, dan sebagainya.
"Bisa kamu minggir sedikit?" kataku risih. 
Tujuan penggunaan tag yang beragam bertujuan agar pembaca lebih mendapatkan rasa tentang cerita yang mereka baca. 

3. Buatlah tokoh Antagonis. 

Selanjutnya kalian harus menciptakan tokoh lain yang bersifat antagonis. Biasanya tokoh-tokoh antagonis memiliki sejuta sifat yang bisa membuat penonton jengkel setengah mati. Dengan begitu ceritamu akan membekas di ingatan para pembaca.

Sebuah keharusan bagi Penulis untuk menciptakan satu / lebih tokoh yang bersifat antagonis. Setelah itu kalian tinggal memainkan alur dari sifat pemeran antagonis yang sudah sudah buat. 

4. Menciptakan tokoh-tokon pendukung cerita. 

Tidak seru kan jika pemeran utama milikmu hanya hidup sendirian? Maka dari itu kamu harus menciptakan tokoh-tokoh pendukung sebagai orang-orang yang akan berada di sekitarnya. Kamu bisa membuat tokoh pendukung semau-mu. Kembangkan kreativitas untuk membuat karakter-katakter unik yang dapat menghidupkan suasana. Pemeran pendukung juga bisa digunakan untuk menghidupkan tokoh utama. 

Misalnya begini, tokoh utama ceritamu adalah seorang introvert yang kalem. Maka sebagai penyeimbang kamu harus menambahkan tokoh pendukung yang memiliki kepribadian unik dan cerewet. Dengan begitu sang karakter dapat mendukung karakter utama agar terlihat lebih hidup. 

5. Dan yang terakhir buatlah kalimat-kalimat yang menarik agar para pembaca nyaman untuk membaca cerita mu.

Contoh sederhananya, sebuah kalimat yang menjadi booming di tahun 2018.

Rindu itu berat, biar aku saja.

Yup, kalimat yang diucapkan Dilan dalam film Dilan 1990. Sederhana namun membekas bukan? Hingga banyak sekali orang-orang yang mengutipnya. Buatlah kalimat yang bisa dijadikan sebagai identitas ceritamu.

Semua cara-cara di atas adalah hal yang mudah untuk dilakukan,  jadi kalian bisa langsung melakukan itu semua. Dari mendeskripsikan tokoh, menggunakan kalimat tag yang beragam, membuat tokoh-tokoh antagonis, menciptakan tokoh-tokoh pendukung dan terakhir yang tidak kalah penting, kalian bisa membuat kalimat menarik, agar cerita kalian memiliki identitas sendiri dan bisa menimbulkan kesan hidup di dalam cerita kalian. Sekian materi dari kami semoga bermanfaat. 

Mari kita bertumbuh beraksara bersama jingga! Salam Aksara! Dan salam Literasi! Kira-kira artikel setelah ini apa ya?

Aksara Jingga

Media literasi yang mencakup komunitas dan pasar permintaan

12 Comments

Previous Post Next Post